Sejarah MTs. Sholihiyyah
Kalitengah Kec.Mranggen Kab. Demak
Kalitengah adalah
sebuah desa yang berada belahan selatan kabupaten Demak, meskipun ikut pada
kabupaten Demak, secara geografis ia lebih dekat dengan Kota Semarang.
Kalitengah merupakan sebuah desa yang mayoritas penduduknya adalah pemeluk
agama Islam yang taat. Maka tidaklah aneh bila di desa tersebut sejak tahun
70-an telah berdiri sebuah lembaga pendidikan non formal, yaitu Madrasah
Diniyyah dengan nama " Al-Falah", yang pada waktu itu bertempat di
tengah-tengah desa tersebut, tepatnya di lingkungan Ustadz Fadlil. Masyarakat
setempat sangat merasakan manfaat
keberadaan Madrasah tersebut. Pada tahun 80-an dengan berbagai pertimbangan
masyarakat setempat memindahkan kegiatan pendidikan agama tersebut kelingkngan
masjid, yaitu di belahan barat dari desa tersebut dengan nama Sholihiyyah.
Sedangkan Sholihiyyah itu sendiri diambil dari nama salah seorang tokoh penyebar agama Islam di desa
Kalitengah, yaitu KH Sholih, karena perjuangannya yang begitu gigih maka nama
beliau diabadikan menjadi sebuah nama madrasah, yaitu Sholihiyyah.
Sehubungan dengan
kemajuan zaman, simbah KH. Mu’tasim Billah, (penerus perjuangan Simbah Kyai
Sholih) berinisiatif agar Kalitengah didirikan sebuah lembaga pendidikan Formal
yang bercirikhas Islam, yang mampu menfisilitasi kebutuhan warga setempat,
dengan alas an anak-anak bila ingin meneruskan belajar ke jenjang yang lebih
tingi tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Di samping itutidak sedikit
dari warga masyarakat setempat yang sudah berpendidikan tngi, yakni telah
mencapai tingkat sarjana.
Dari gagasan
tersebut kemudian kemudian ditindak lanjuti oleh Bapak Kasmuin, S.Ag, S.Pd.
Pada tanggal 3 Mei 1997 beliau bapak Kasmuin, S.Ag, S.Pd menghimpun beberapa
komponen masyarakat yang dibutuhkan dem tercapainya sebuah gagasan yang
cemerlang tersebut. Pada pertengahan Mei 1997 diadakan pertemuan yang dihadiri
oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat. Dan dari pertemuan tersebut terbentuklah
sebuah yayasan dengan nama Sholihiyyah, yang mana nama tersebut disamakan dengan nama Madrasah
Diniyyah yang ada, sekaligus membentuk kepengurusan yayasan dengan kepengurusan
harian sebagai berikut :
Penasehat : KH. Mu’tasim Billah, K. Sulaiman, K. Masykuri
Ketua : H. Saerozi
Sekertaris : Bambang GP, S.Pd
Bendahara : K. Muhibbin SY
Dari kepengurusan tersebut kemudian mereka
mengadakan rapat secara marathon demi untuk merealisasikan gagasan semula,
yaitu mendirikan Lembaga Pendidikan aIslam. Dari rapat-rapat yang
diselenggarakan ahirnya yayasan sepakat untuk mendirikan sebuah Lembaga
Pendidikan Islam, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan nama Sholihiyyah
Dari pihak yayasan kemudian menetapkan pengurus
harian MTs. Dengan susunan sebagai berikut :
Kepala Madrasah : Kasmuin, S.Ag, S.Pd
Waka Kurikulum : Arifin, S.Ag
Waka Kesiswaan : Ali Mustajab, S.Ag
Waka Humas : Abdul Salam HM
Waka Sarpras : Bambang GP, S.Pd
Waka TU :
K. Muhubbin SY
TU : Suyanti
Dengan melihat latar belakang masyarakat yang
religius, disamping Menggunakan kurikulum Depag, MTs. Sholihiyyah Kalitengah
juga menerapkan pelajaran yang bercirikan pesantren. Banyak muatan local yang
diterapkan di MTs. Sholihiyyah Kalitengah, diantaranya nahwu sorof, tagrib,
ta’lim dan lain sebagainya.
Untuk pertama kalinya MTs. Sholihiyyah Kalitengah
mengiduk pada MTs. Ma’arif NU Mranggen, yang kebetulan beliau Bapak Kasmuin,
S.Ag. S.Pd masih aktif mengajar di masrasah tersebut. Hal itu hanya berlangsung
satu tahun ajaran, yaitu pada tahun 1997 / 1998. Dan pada ajaran tahun
berikutnya tepatnya pada tahun ajaran 1998 / 1999 MTs. Sholihiyyah Kalitengah
menginduk pada Ma’arif NU Demak. Pada tahun berikutnya MTs. Sholihiyyah
Kalitengah mandiri, dan ikut pada Kelompok Kerja Madrasah ( KKM) Karangawen,sampai
sekarang.
Seperti halnya Madrasah
lainnya, MTs. Sholihiyyah Kalitengah menerapkan Hari KBM dimulai hari Sabtu s/d
Kamis, hari Jum’at dipergunakan untuk hari libur. Namun mulai tahun ajaran
2007/2008 hari lbur dialihkan pada hari Ahad. Hal tersebut dikarenakan antara
lain siswa-siswi yang pada hari Minggu tidak mengikuti kegiatan belajar
mengajar, oleh karena pada umumnya teman-teman mereka libur pada hari tersebut.
Untuk mensiasatinya maka pihak Madrasah terpaksa mengambil kebijakan meliburkan
kegiatan belajar mengajar pada hari Minggu. Dan itu berlangsung sampai
sekarang dan sangat efektif.
perlu mencantumkan pengurus harian MTs. tahun ini, pak.
BalasHapus